Sebagai pemilik kucing, fenomena kucing mengalami kejang pasti mengerikan. Kamu harus mengenali apa saja penyebab kucing kejang agar bisa mengatasinya dengan mudah.
Walaupun begitu, tidak selalu kejang yang terjadi pada kucing adalah suatu masalah medis yang serius.
Bahkan bisa kamu tangani dengan mudah di rumah. Asal, Sobat Pintar tahu dan mengenali penyebab kucing tersebut mengalami kejang.
Daftar Isi
Penyebab Kucing Kejang dan Cara Mengatasinya
Kejang pada kucing juga cukup jarang terjadi. Biasanya kejang terjadi karena ada masalah di sebagian area di otak yang tidak berfungsi dengan normal.
Tubuh kucing akan merespon fungsi abnormal ini dengan tubuh yang gemetar parah yang lebih dikenal dengan kejang.
Kejang pada kucing dibagi menjadi dua kategori, yakni kejang umum dan kejang khusus.
Kejang umum terjadi karena seluruh serebral korteks menyebabkan kejang dan biasanya mempengaruhi seluruh tubuh.
Dalam kategori ini, kucing akan kehilangan kesadaran dan kemudian bergetar tak terkendali. Tingkat keparahan dan panjang durasi kejang bisa sangat bervariasi.
Kemudian kategori yang kedua adalah kejang khusus atau fokal. Mencakup area lebih kecil di korteks serebral dan mengarah pada bagian tubuh tertentu.
Pada kejang ini, kucing akan menangis dengan keras, terlihat agresif, kemudian kucing tiba-tiba lumpuh, tidak bisa bangun dan merasa lemas.
Setelah mengenali kategori kejang yang bisa terjadi pada kucing, kenali beberapa penyebab kucing kejang dan berbusa serta tanda-tanda lainnya.
1. Keracunan
Satu penyebab kejang yang paling umum terjadi pada kucing adalah karena keracunan. Misalnya ia terpapar dengan obat semprot serangga, parfum, sabun, dan sampo.
Barang-barang tersebut mengandung bahan kimia yang tentu saja sangat beracun bagi kucing. Salah satu bahan kimianya bernama pyrehtroids.
Saat terpapar pyrethroids, kucing biasanya mengalami gemetar otot, terjatuh, dan mulai tubuhnya kejang-kejang.
2. Trauma di kepala
Penyebab lainnya kucing bisa mengalami kejang adalah karena adanya trauma di kepala. Bisa jadi ia pernah tertabrak mobil, jatuh dari balkon atau beberapa pukulan di kepala
Selain itu, kejang bisa juga disebabkan oleh penyakit lainnya seperti tumor otak, virus, gula darah rendah dan parasit.
Di sisi lain, kucing juga bisa mengalami kejang epilepsi tanpa penyebab yang pasti. Namun hal ini jarang terjadi.
3. Penyebab lainnya
Masih ada banyak penyebab lainnya yang bisa menimbulkan kejang pada kucing. Penyebab lainnya ini bisa dibagi menjadi dua kategori.
Yakni kejang intrakranial yang berasal dari dalam tengkorak kucing. Kemudian kejang esktrakarnial yang disebabkan dari luar tengkorak.
Penyebab kejang intrakarnial antara lain tumor otak, infeksi otak, trauma dan peradangan otak, serta parasit otak (misalnya toksoplasma).
Kemudian penyebab kejang ekstrakarnial adalah penyakit ginjal dan hati, menelan obat manusia, heatstroke (kepanasan), penyakit infeksi, tekanan darah tinggi.
Selain itu kamu juga bisa mengevaluasi nutrisi mereka dengan dokter hewan. Dengan memberikan nutrisi yang tepat dan seimbang, kamu bisa mengurangi efek penyakit yang mereka idap.
Kucing apapun yang mengalami kejang bisa mengalami pengurangan gejala dengan mengonsumsi makanan yang lengkap dan seimbang, terutama tinggi antioksidan dan asam lemak omega-3.
Kenali Gejala Distemper, Salah Satu Penyebab Kucing Kejang
Seperti yang kita ketahui, gejala kejang pada kucing pun beragam. Salah satu penyakit yang bisa membuat kucing kejang adalah penyakit Distemper.
Distemper adalah penyakit yang menyerang sistem imun kucing dari virus Panleukopenia. Penyakit ini disebut-sebut menjadi penyumbang kematian kucing terbesar untuk saat ini.
Untuk itu, kamu harus waspadai gejala-gejala distemper pada kucing yang bisa menyebabkan kucing mengalami kejang-kejang.
- Posisi duduk kucing yang terduduk dagu dan dada menyentuh lantai, hal ini disebabkan karena rasa sakit pada bagian perut.
- Demam tinggi pada kucing, panas tubuh kucing yang terkena distemper mencapai 39.5 C.
- Kucing tidak nafsu makan selama 2 hari, rasa sakit di perut membuat kucing tidak nafsu makan. Kucing akan menolak makanan yang kita berikan, bahkan makanan kucing favoritnya.
- Kucing senang menyendiri, kucing yang sakit keras cenderung sering menyendiri dan menghilang beberapa hari. Ia biasanya mencari tempat persembunyian yang nyaman agar tidak terganggu dengan kucing yang lain.
- Kucing muntah dan mual, gangguan saluran pencernaan pada kucing akan membuat kucing mual karena asam lambung yang naik. Biasanya kucing akan muntah kuning saat terkena penyakit ini.
- Kucing mengalami diare, virus ini juga akan menyerang daerah usus yang menyebabkan kerusakan pada ususnya. Kerusakan ini akan membuat penyerapan air tidak akan sempurna sehingga kotoran kucing cenderung mencret.
- Kucing mengalami dehidrasi, dehidrasi merupakan akibat dari muntah dan diare yang berkepanjangan. Cairan pada tubuh akan hilang sehingga kucing akan mengalami dehidrasi.
Cara Mengatasi Kucing yang Mengalami Kejang
Kecuali mengalami epilepsi, kejang pada kucing jarang menjadi masalah medis yang darurat. Sehingga kamu tidak perlu panik saat menghadapinya.
Apabila kucing milikmu mengalami kejang yang berhenti setelah satu hingga dua menit, kamu bisa membawanya langsung ke dokter hewan.
Mengatasi kucing kejang keracunan dan penyebab lainnya harus dilakukan tanpa rasa panik.
Saat kucing kejang dan setelahnya, jangan sentuh mereka kecuali mereka terlihat berisiko melukai diri sendiri, misalnya akan jatuh dari tangga atau ke perairan dalam.
Sebab jika kamu menyentuhnya, kamu bisa berisiko mengalami gigitan atau garukan yang sangat serius.
Kemudian jika kejang tidak juga berhenti, ini saatnya kamu membawanya ke rumah sakit khusus hewan di bagian gawat darurat.
Bawalah kucing menggunakan handuk tebal dan bungkus selama perjalanan ke sana. Jangan lupa untuk bekerjasama dengan dokter agar memudahkan proses perawatan.
Kucing akan menjalani serangkaian tes, seperti tes darah maupun urin. Lalu ia juga akan mendapatkan perawatan dan obat-obatan, baik melalui infus maupun oral.
Jika penyebab kejang tidak diketahui, kucing bisa ditangani dengan obat-obatan yang akan mengatur frekuensi dan keparahan kejang yang dialami.
Obat yang diberikan (terutama dalam kondisi epilepsi) adalah anticonvulsant yang digunakan untuk mencegah atau menghentikan kejang, yang kadang lebih sering disebut dengan obat antikejang.
Kalau kejang jarang terjadi biasanya tidak diperlukan obat-obatan. Tapi jika kejang terjadi lebih sering dari tiap enam hingga delapan minggu, maka perawatan diperlukan untuk mencegah kerusakan otak lebih jauh.
Jika disebabkan oleh keracunan, racun tersebut perlu segera dibuang dari dalam tubuh. Misalnya dengan memandikan kucing, membuat kucing muntah, atau memberikannya obat untuk melawan efek dari racun.
Jika dokter hewan meresepkan obat untuk kucingmu, sangat penting untuk mengikuti instruksi. Mengubah doses atau menghentikannya secara tiba-tiba bisa menyebabkan kejang berulang atau memburuk.
Demikian penjelasan tentang deretan penyebab kucing kejang dan juga cara mengatasinya. Sebaiknya kamu tidak panik saat mengalami hal ini dan segera hubungi dokter hewan untuk mendapatkan arahan lebih lanjut.
Yang paling penting lagi, pastikan dan hitung waktu saat terjadi kejang dan berapa lama kejang itu terjadi. Hal ini sangat penting untuk menentukan diagnosis dan juga perawatan yang tepat dan dibutuhkan oleh kucing.
Jika kamu suka dengan artikel PintarPet, jangan lupa bagikan artikel ini ke seluruh dunia dan follow juga Instagram @pintarpet untuk tahu informasi tentang Kucing terbaru lainnya!
Baca juga artikel menarik berikut:
Perhatian: Informasi ini dihimpun dari beberapa sumber. Tim PintarPet tidak bertanggung jawab atas cidera, kematian, kerusakan atau kerugian langsung maupun tidak langsung, materiil dan immateriil yang disebabkan oleh informasi yang kami berikan. Untuk informasi dan tindakan lebih lanjut, sebaiknya kamu bisa mengkonsultasikannya dengan dokter hewan terdekat.
Terbit: Jumat, 04 Desember 2020, 19:30 WIB
Update pada: Senin, 08 Februari 2021, 16:00 WIB
Komentar
KLIK UNTUK KOMENTAR