Apakah Sobat Pintar memelihara anjing di rumah? Sudah yakin kalau anjing peliharaan rutin mendapatkan vaksin setiap tahunnya?
Salah satu penyakit yang sering diasosiasikan dengan anjing adalah rabies. Maka tak heran, apabila di Indonesia rabies juga dikenal sebagai penyakit anjing gila.
Secara umum gejala rabies pada anjing dikenali lewat mulut berbusa, perilaku yang berubah agresif, dan tidak segan-segan untuk menggigit hewan lain atau orang di sekitarnya.
Penyakit rabies tergolong berbahaya bagi hewan mamalia, termasuk bagi manusia. Sebagai langkah pencegahan, yuk kenali beberapa gejala dan ciri-ciri anjing rabies yang perlu diwaspadai.
Selain itu ketahui pula penyebab dan apa saja langkah pencegahan rabies pada anjing yang perlu dilakukan seperti ulasan di bawah ini, nih!
Daftar Isi
Apa Penyebab Anjing Rabies dan Bagaimana Rabies Ditularkan?
Rabies merupakan salah satu jenis virus yang umum ditemukan hampir di seluruh kawasan dunia. Secara umum, virus rabies ditularkan melalui gigitan dari hewan yang terinfeksi.
Di kawasan Eropa dan Amerika Utara, terdapat beberapa hewan mamalia yang menjadi sarana penularan rabies, seperti sigung, rubah, rakun, koyote, dan kelelawar.
Sementara anjing, khususnya untuk anjing liar sering dikaitkan sebagai penyebab rabies terutama di kawasan Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Virus rabies yang menular lewat gigitan akan memasuki saraf perifer, bereproduksi, dan menyebar ke kelenjar ludah.
Hal inilah yang menyebabkan timbulnya salah satu gejala rabies pada anjing, di mana timbul mulut berbusa dan keluar air liur terus-menerus.
Mengenali Gejala dan Ciri-Ciri Anjing Rabies
Jika anjing tergigit oleh anjing atau hewan lain yang terinfeksi, virus rabies tidak akan langsung menunjukkan dampak signifikan karena terlebih dulu memasuki masa inkubasi.
Melansir melalui laman VCA Hospitals, masa inkubasi virus rabies pada anjing berlangsung mulai dari dua minggu hingga empat bulan.
Hal ini bergantung kecepatan virus menginfeksi otak dan sumsum tulang belakang, tingkat keparahan gigitan, dan jumlah virus yang menginfeksi.
Di samping itu, infeksi rabies pada anjing juga terjadi dalam tiga fase, yakni fase prodromal setelah tiga hari pascagigitan, fase eksitasi yang ditandai perubahan tingkah laku dan ciri fisik, dan fase parlisa di mana virus rabies sudah menyerang saraf otak.
Berikut beberapa ciri-ciri anjing rabies dan gejala yang bisa diamati agar kamu dapat memberikan pertolongan segera untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
1. Kelesuan
Gejala anjing rabies dan beberapa masalah kesehatan lain yang umum terjadi adalah kelesuan. Ciri-ciri ini merupakan pertanda awal di mana infeksi belum menyebar terlalu parah.
Kelesuan yang dimaksud dalam hal ini adalah di mana anjing peliharaan dapat bertindak luar biasa lelah, tidak bersemangat, dan berenergi rendah. Jika menemui hal ini, penyakit rabies perlu diwaspadai.
Tentunya jika menemukan ciri-ciri lain dibawah ini, kamu harus segera bersiap-siap untuk datang ke dokter hewan terdekat untuk memeriksakan kesehatannya.
2. Demam
Demam atau meningkatnya suhu tubuh anjing merupakan respon alamiah dalam tubuh anjing saat melawan infeksi virus atau mikroorganisme asing lainnya.
Suhu tubuh anjing normal berkisar antara 37-39,1 derajat Celcius. Gunakan bantuan termometer saat mengetahui badan anjing terasa lebih hangat dibanding biasanya.
Jika dari pengukuran menunjukkan suhu tubuh anjing berada di atas rata-rata suhu normal, hal ini menandakan kalau mereka sedang mengalami demam.
3. Muntah
Anjing muntah yang disebabkan oleh masuknya benda asing melalui mulut ke dalam sistem pencernaan mereka, mungkin tidak akan tidak membutuhkan penanganan serius dan akan pulih sendirinya.
Sementara muntah yang mungkin Sobat Pintar tidak diketahui asal mulanya, bisa saja menimbulkan kecurigaan kalau anjing peliharaan terinfeksi virus rabies.
4. Air Liur Berlebihan
Ciri-ciri anjing rabies yang paling banyak kalangan kenali adalah mulut berbusa dan disertai keluarnya air liur berlebihan. Kenapa hal ini sangat jamak terjadi?
Infeksi rabies pada anjing dapat mengakibatkan kelumpuhan rahang dan tenggorokan, sehingga mereka sering mengalami masalah saat menelan.
Ketidakmampuan anjing rabies untuk menelan air liur yang diproduksi oleh mulut perlu dicurigai sebagai salah satu gejala potensial rabies.
5. Sensitivitas
Anjing menderita rabies juga bisa menunjukkan sejumlah gejala sensitivitas yang berkaitan dengan sejumlah hal, terutama pada cahaya, sentuhan, dan suara.
Fotofobia atau sensitivitas terhadap cahaya dapat dideteksi saat anjing berada di lokasi yang cukup cahaya dan mulai menyipitkan kedua matanya.
Sensitivitas suara dan sentuhan umumnya sulit dideteksi karena pada fase ini anjing sudah bertindak tidak menentu dan membuat kamu tidak bisa mendekatinya.
Pada kondisi sensitivitas yang cukup parah, gejala rabies pada anjing juga dapat berupa kejang-kejang.
6. Perubahan Tingkah Laku
Virus rabies yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang, juga dapat mempengaruhi cara anjing berperilaku yang menjadi ganjil dibandingkan dari kondisi normal.
Melansir VCA Hospitals, setidaknya ada dua tipe perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh infeksi rabies seperti berikut ini.
- Rabies agresif: Ciri-ciri anjing rabies yang paling banyak dikenali, di mana anjing menjadi agresif, menggeram, menggonggong keras, sangat bersemangat, dan perilaku merusak benda-benda di sekitarnya. Kelumpuhan datar terjadi pada mulut dan rahang sehingga tidak dapat makan dan minum. Anjing rabies akan mati dalam kondisi kejang-kejang.
- Rabies bodoh: Tipe perubahan perilaku anjing rabies yang paling umum ditemui. Ditandai dengan kelumpuhan progresif yang terjadi pada seluruh anggota badan, distorsi wajah, dan kesulitan menelan. Pada akhirnya anjing menjadi lemas, koma, dan mati.
- Ciri-ciri lainnya: Selain dua tipe perubahan perilaku di atas, terdapat ciri-ciri anjing rabies lainnya yang wajib kamu waspadai. Saat bertemu anjing liar dengan mulut berbusa, maka kamu harus mewaspadainya. Anjing yang rabies juga terlihat gelisah, takut dan biasanya kehilangan nafsu makan. Nah, apabila anjing di rumahmu mengalami hal yang sama, sebaiknya kamu segera periksakan ke dokter hewan terdekat.
Begini Cara Mencegah Anjing Rabies dan Mengobati Jika Tidak Sengaja Tergigit
Satu-satunya metode efektif sebagai cara mencegah anjing rabies adalah dengan melakukan vaksinasi sedini mungkin. Anak anjing sebaiknya diwajibkan memperoleh vaksin rabies.
Sementara untuk anjing dewasa yang baru diadopsi, pastikan sudah memperoleh vaksin rabies sebelumnya. Vaksin rabies pun juga perlu rutin diberikan kembali dengan selang satu tahun sekali.
Untuk menangani anjing yang menunjukkan gejala rabies tentu harus mendapatkan penanganan langsung dari dokter hewan.
Terlebih virus rabies termasuk zoonosis, yakni dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Anjing rabies harus diisolasi selama 10 hari untuk mencegahnya melarikan diri dan melukai hewan atau orang lain.
Karantina 10 hari ini dimaksudkan sebagai langkah penanganan sekaligus mengamati kondisi anjing apakah berangsur kembali normal atau tidak.
Lalu bagaimana jika Sobat Pintar tidak sengaja tergigit oleh anjing rabies? Melansir laman KlikDokter, ada dua jenis anti rabies, yakni vaksin anti rabies (VAR) dan serum anti rabies (SAR).
Dokter akan melakukan observasi pada luka gigitan untuk menentukan langkah penanganan yang sesuai. VAR diberikan jika luka dangkal, bersih, dan infeksi rabies kecil potensinya.
Badan Kesehatan Dunia WHO merekomendasikan untuk memberikan VAR sebanyak tiga kali dengan dosis penuh selama hari ke-0, 7 dan ke-21 atau hari ke-28.
Pemberian VAR bisa dilakukan dengan cara intramuskular di daerah deltoid pada orang dewasa maupun di area anterolateral paha pada anak-anak.
Pemberian vaksin ini juga bisa kamu berikan untuk mencegah gigitan dari rabies.
Biasanya vaksin ini ditujukan untuk orang-orang yang beresiko terkena gigitan anjing atau hewan lainnya yang terkena rabies seperti, dokter hewan, petugas kesehatan hewan dan teknisi yang bekerja di kandang hewan.
Sementara SAR diberikan jika luka dalam dan kotor. Hal ini guna menetralkan virus rabies yang masuk ke dalam tubuh lewat antibodi.
Nantinya pasien yang disuntikan dengan serum ini akan membentuk antibodi selama 7-14 setelah diberikan VAR.. Pemberian VAR dan SAR tidak hanya sekali, tergantung dari hasil observasi dokter.
Setelah hari ke-7 biasanya merupakan kontradiksi SAR karena imun akan merespon terhadap VAR. Suntikan Sar sangat diperlukan apabila luka gigitan yang terpaksa dijahit karena ganasnya gigitan anjing rabies.
Demikianlah ulasan mengenai ciri-ciri anjing rabies, penyebab, dan cara penanganannya apabila infeksi terjadi pada peliharaan atau pemiliknya.
Langkah terpenting untuk mencegah rabies adalah rutin melakukan vaksin dan menghindari kontak anjing peliharaan dengan hewan liar. Jangan lupa untuk diperhatikan, ya!
Jika kamu suka dengan artikel PintarPet, jangan lupa bagikan artikel ini ke seluruh dunia dan follow juga Instagram @pintarpet untuk tahu informasi tentang Anjing terbaru lainnya!
Baca juga artikel menarik berikut:
Terbit: Sabtu, 13 Maret 2021, 20:30 WIB
Update pada: Minggu, 18 April 2021, 16:00 WIB
Komentar
KLIK UNTUK KOMENTAR