Merawat kucing peliharaan di rumah bukan hanya sekadar memberikannya asupan makanan yang cukup atau memandikannya saja, nih.
Penting juga bagi Sobat PetPi untuk tetap menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh kucing peliharaan agar terhindar dari berbagai macam risiko penyakit berbahaya akibat virus dan bakteri.
Selain menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal kucing, salah satu langkah jitu yang bisa kamu lakukan adalah melakukan vaksinasi kucing. Bagaimana caranya?
Vaksinasi pada kucing bisa dimulai ketika usianya menginjak umur 6-8 minggu hingga umur 16 minggu untuk vaksinasi dasar. Pemberian vaksin pun biasanya berselang sekitar 3-4 minggu.
Setelahnya kamu bisa melanjutkan dengan imunisasi lanjutan (booster) satu tahun berikutnya. Untuk kucing yang berusia lebih dari 1 tahun, kamu bisa memberikan vaksinasi antara 1-3 tahun, lho.
Di samping banyaknya manfaat vaksin kucing, ternyata masih banyak di antara pemilik yang masih ragu untuk melakukan hal ini pada peliharaannya.
Pasalnya beberapa di antara mereka masih takut akan efek samping vaksin kucing. Memang seberbahaya itukah? Cek ulasan lengkapnya berikut ini, ya!
Daftar Isi
Efek Samping Vaksin Kucing, Mulai dari Gejala Ringan Hingga Serius
Sobat PetPi, sebenarnya apa itu vaksin? Vaksin merupakan sediaan yang menyerupai agen infeksi berupa bakteri atau virus yang dilemahkan sehingga tidak bersifat patogen atau membawa penyakit.
Manfaat vaksin kucing adalah untuk melatih sistem kekebalan tubuh mengenali agen infeksi dan memproduksi antibodi dan mengaktifkan sel-sel tubuh untuk membunuh agen tersebut.
Nantinya jika kucing yang sudah divaksinasi terpapar agen penyakit di masa mendatang, maka dia dapat dengan cepat menghasilkan imunitas. Walau hal ini tidak selamanya 100 persen efektif.
Pemberian vaksin pada kucing umumnya menimbulkan beberapa reaksi ringan, seperti pembengkakan di sekitar area vaksinasi, demam, lesu, dan nafsu makan berkurang.
Reaksi ringan ini umumnya akan berangsur menghilang dalam jangka waktu beberapa jam hingga beberapa hari saja.
Namun ada pula beberapa efek samping vaksinasi kucing, mulai yang tergolong ringan hingga berat seperti berikut ini.
- Efek samping vaksin kucing ringan: Reaksi yang muncul biasanya berupa gatal-gatal, kemerahan, pembengkakan pada area mata, bibir, dan leher, serta demam ringan.
- Efek samping vaksin kucing parah: Reaksi ini dapat menimbulkan gejala seperti kesusahan bernapas, lemas, muntah, diare, gusi pucat, dan kolaps.
Ada baiknya jika kucing menunjukkan gejala ringan hingga parah setelah melakukan vaksinasi, segera bawa ke dokter hewan terdekat untuk mendapatkan penanganan segera.
Bagaimana Cara Merawat Kucing Sebelum dan Setelah Vaksinasi?
Sayangnya beberapa efek samping vaksin kucing di atas juga bisa dipengaruhi bagaimana Sobat PetPi merawat kucing peliharaannya, baik sebelum maupun setelah melakukan vaksinasi, lho.
Pada dasarnya, melakukan vaksinasi sama halnya dengan memasukkan benda asing ke dalam tubuh kucing untuk "memancing" reaksi sistem imun di dalamnya.
Jadi sebelum melakukan vaksinasi ada baiknya kamu memastikan kucing dalam keadaan sehat, ya!
Mulai dari kucing memiliki temperatur suhu tubuh normal (38-39.5 derajat Celcius), nafsu makan baik, tidak diare, batuk, bersin, maupun terjangkit parasit seperti kutu.
Kucing dalam kondisi tubuh lemah, baru mengalami perjalanan jauh, atau kucing hamil pun tidak boleh melakukan vaksinasi untuk mencegah risikonya.
Baiknya kamu bisa membiarkannya beristirahat terlebih dahulu untuk memulihkan tubuhnya sampai benar-benar fit.
Hal ini justru akan membahayakan bagi mereka jika kamu memaksakan untuk di vaksin.
Adapun setelah melakukan vaksinasi, ada beberapa tips agar kucing cepat pulih seperti sedia kala, seperti:
- Berikan asupan makanan dan minuman yang cukup;
- Dikandangkan di dalam rumah untuk mencegah paparan penyakit dari lingkungan sekitar;
- Hindari memandikan kucing selama 1 minggu setelah vaksinasi; dan
- Jangan terlebih dahulu melakukan perjalanan jauh untuk kucing.
Jenis-Jenis Vaksin Kucing Dasar dan Tambahan
Ada dua jenis vaksin kucing yang wajib Sobat PetPi ketahui, yakni vaksin dasar dan vaksin tambahan.
Vaksin dasar atau wajib ini merupakan vaksin yang direkomendasikan untuk semua jenis kucing dalam kondisi apapun. Ada empat vaksin dasar pada kucing, yakni:
1. Vaksin Rabies
Pertama ada vaksin rabies yang penting diberikan karena efeknya bukan hanya bagi kucing, melainkan juga fatal apabila sudah berdampak pada manusia.
Rabies adalah jenis penyakit zoonosis atau dapat ditularkan dari hewan ke manusia, yang mana jenis vaksin ini diwajibkan di sebagian besar wilayah di seluruh dunia.
Walaupun kucing bukan pembawa alami dari virus ini, namun kucing yang terinfeksi oleh rabies dapat menularkannya ke manusia lewat gigitan maupun cakarannya, lho.
2. Vaksin Feline Panleukopenia (FPV)
Kemudian ada vaksin kucing untuk menangani virus feline panleukopenia atau feline parvovirus yang sangat berbahaya dan punya tingkat kematian tinggi pada anak kucing.
Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh kucing dengan membunuh sel darah putih. Selain itu gejala dari infeksi virus ini di antaranya tubuh lemah, nafsu makan berkurang, muntah, dan diare.
3. Vaksin Feline Herpesvirus (FHV-1)
Lalu ada feline herpesvirus yang juga dikenal dengan feline rhinotracheitis virus yang menginfeksi saluran pernapasan atas pada kucing.
Gejala dari infeksi virus ini dapat berupa bersin, hidung tersumbat, dan konjungtivitis. Pada beberapa kasus bahkan bisa menyebabkan pneumonia.
4. Vaksin Feline Calicivirus (FCV)
Masih punya gejala yang sama seperti sebelumnya, feline calicivirus juga menyerang sistem pernapasan atas dengan gejala seperti bersin, hidung tersumbat, dan luka di bagian mulut.
Penyakit yang dikenal juga dengan flu kucing ini juga bisa mengakibatkan pembengkakan pada gigi dan gusi, bulu rontok, hingga terparah bisa mengalami kematian pada kucing.
Selain keempat vaksin dasar, ada vaksin tambahan untuk kucing yang diberikan apabila peliharaanmu memiliki faktor pendukung, seperti usia, lokasi tempat tinggal, dan interaksi dengan kucing lain.
Vaksin tambahan pada kucing terdiri dari feline leukemia virus (FeLV), chlamydophila felis, dan bordetella bronchiseptica yang pemberiannya tentu harus dikonsultasikan ke dokter hewan lebih dulu.
Setelah membaca ulasan di atas, tentu kamu tidak perlu khawatir lagi akan pemberian vaksin pada kucing peliharaan, nih.
Terlebih hal ini bukan hanya untuk kebaikan kucing, melainkan juga kebaikanmu sebagai pemiliknya agar tetap sehat dan terhindar dari bahaya penyakit.
Jika kamu suka dengan artikel PintarPet, jangan lupa bagikan artikel ini ke seluruh dunia dan follow juga Instagram @pintarpet untuk tahu informasi tentang Kucing terbaru lainnya!
Baca juga artikel menarik berikut:
Perhatian: Informasi ini dihimpun dari beberapa sumber. Tim PintarPet tidak bertanggung jawab atas cidera, kematian, kerusakan atau kerugian langsung maupun tidak langsung, materiil dan immateriil yang disebabkan oleh informasi yang kami berikan. Untuk informasi dan tindakan lebih lanjut, sebaiknya kamu bisa mengkonsultasikannya dengan dokter hewan terdekat.
Terbit: Jumat, 18 September 2020, 10:00 WIB
Update pada: Senin, 15 Februari 2021, 21:15 WIB
Komentar
KLIK UNTUK KOMENTAR