Telinga Kucing Berair? Ketahui Penyebab dan Cara Mengobatinya!

Sobat Pintar, kucing merupakan hewan peliharaan yang dapat terkena infeksi telinga. Selalu menggaruk area dekat kuping dan telinga kucing berair menjadi salah satu tanda yang biasa terlihat ketika ia terinfeksi.

Walaupun infeksi telinga jarang terjadi, namun masih ada kemungkinan kucing bisa terkena penyakit ini. Induk kucing dan anaknya yang tinggal di luar sangat mudah untuk terkena penyakit infeksi telinga.

Selain itu, infeksi ini sangat menyakitkan untuk kucing dan tidak bisa hilang begitu saja. Oleh karenanya, sangat penting bagi kamu mengetahui gejala-gejala yang menunjukkan terdapat masalah infeksi ini.

Lantas, apa saja penyebab telinga berair pada kucing dan bagaimana cara mengobatinya? Tenang, di bawah ini ada beberapa penyebab dan cara mengobati infeksi yang terjadi pada telinga kucing. Yuk, simak ulasannya.

Penyebab Telinga Kucing Berair

Sebenarnya, kucing selalu membersihkan telinganya sendiri, namun hanya beberapa bagian saja yang dapat dijangkaunya. Kamu tidak akan pernah benar-benar paham apa yang sedang terjadi pada telinganya hingga kamu mendapati telinganya mengeluarkan cairan dan berbau busuk.

Dalam dunia medis, telinga yang berbau pada kucing mengindikasikan adanya otitis (radang telinga). Dimana untuk radang telinga dalam disebut dengan istilah otitis interna, sedangkan untuk radang telinga bagian luar adalah otitis eksterna.

Untuk itu, sebelum kamu memutuskan untuk mengobatinya, ada baiknya kamu ketahui lebih dahulu penyebab dari kuping kucing berair dan berbau busuk ini. Dikutip dari Pet The Nest, ada sejumlah hal yang mengakibatkan telinga kucing yang berair dan bau busuk, seperti:

1. Alergi

Bukan hanya manusia saja, kucing juga bisa terkena alergi. Alergi yang tidak terdeteksi kemungkinan dapat berkembang di mana pun, termasuk terjadi pada telinga kucing.

Dimana mungkin kucing bisa mengalami pembengkakan kulit dan kotoran yang berproduksi sangat banyak pada telinganya, sehingga hal ini tentu saja tidak menyenangkan sama sekali untuk si kucing.

Selanjutnya, alergi pada kucing bisa terjadi sebab faktor eksternal, seperti obat-obatan, tanaman, dan diet. Oleh sebab itu, sebelum mengobatinya, kamu harus tahu dahulu infeksi tersebut disebabkan dari faktor internal atau eksternal.

2. Tungau Telinga

Penyebab telinga kucing berair dan gatal selanjutnya yaitu karena tungau telinga. Seperti yang kamu ketahui jika telinga kucing menjadi tempat sempurna bagi tungau kecil menetap dan berkembang biak. Tungau berkembang sangat cepat dan mengakibatkan kotoran pada telinga kucing.

Parasit yang satu ini akan memakan minyak dan lilin yang ada di telinga kucing. Oleh sebab itu, kucing akan menghasilkan kotoran telinga berwarna coklat kehitaman dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Tidak hanya itu saja, kucing akan merasa tidak nyaman sebab merasa gatal.

Dimana pada akhirnya, ia akan menggaruk kupingnya secara berlebihan yang bisa menyebabkan cedera. Apabila sudah seperti ini, kamu harus segera membawanya ke dokter hewan untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

3. Infeksi Jamur dan Bakteri

Tidak hanya tungau saja, jamur dan bakteri lainnya pun bisa berkembang dan tumbuh dengan subur pada telinga kucing. Keduanya bisa mengakibatkan infeksi telinga dan bisa mengeluarkan bau busuk ketika semakin parah. Hal yang lebih fatal lagi yaitu infeksi ini secara permanen bisa merusak pendengaran kucing.

Jika pendengarannya sampai rusak, maka kucing membutuhkan pembedahan untuk mengobatinya. Infeksi jamur dan bakteri ini bisa berkembang ketika keadaan telinga lembab dan terdapat bekas luka yang tidak langsung diobati.

4. Pecahnya Abses

Bau busuk yang keluar dari dalam telinga kucing bisa jadi pula berasal dari pecahnya abses. Perlu kamu ketahui bahwa abses ini muncul menjadi benjolan sebab kucing mengalami cedera pada telinganya mungkin karena berkelahi atau menggaruk secara berlebihan.

Abses yang pecah akan menimbulkan bakteri, dimana apabila tidak langsung diobati maka bakteri pada kucing ini bisa menginfeksi dan mengakibatkan luka bernanah serta hal lainnya. Untuk itu, kamu harus langsung membersihkannya menggunakan obat luka untuk kucing demi menghindari infeksi lebih lanjut.

5. Kemasukan Air Ketika Mandi

Cara grooming atau memandikan kucing yang salah dan tidak hati-hati akan membuat air masuk ke dalam kuping dan menyebabkan terjadinya telinga kucing berair. Ketika air yang masuk tidak dapat keluar kembali, maka bakteri yang menjadi penyebab radang telinga akan berkembang dan menginfeksi saluran pendengarannya tersebut.

Bentuk telinga kucing yang berbentuk seperti huruf "L" akan membuat air yang masuk akan sulit keluar kembali. Sehingga untuk mengatasinya, kamu bisa menggunakan kapas untuk menutup atau menyumpal lubang telinganya ketika hendak memandikannya.

6. Tersumbat

Terakhir, telinga kucing yang mengeluarkan cairan juga bisa terjadi karena sumbatan benda maupun penyakit. Sumbatan ini bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti rambut, polip, tumor, penyempitan lubang telinga.

Karena tersumbat, kuping kucing tersebut akan menjadi lembab dan sangat sulit untuk dibersihkan. Tentu saja hal ini akan menyebabkan terjadinya radang dan rasa gatal yang tidak nyaman pada anabul kesayanganmu.

Cara Mengobati Telinga Kucing Berair

Setelah kamu sudah mengetahui kenapa telinga kucing keluar cairan, maka selanjutnya kamu harus tahu bagaimana cara mengobatinya secara benar sesuai dengan penyebabnya hingga tuntas menyeluruh.

Yang pertama, apabila kamu melihat gejala tungau pada telinga kucing mu, ada baiknya langsung membawanya ke dokter hewan. Sebab dokter akan mengecek dan memberikan perawatan yang tepat untuk kucing mu. Biasanya dokter akan memberikan obat untuk kuping kucing yang terkena tungau dalam bentuk cair.

Cara memakainya yaitu teteskan pada telinga kucing sesuai dengan saran dan instruksi dari dokter. Tetapi, lebih dahulu kamu membersihkan telinganya. Sesudah telinga kucing bersih, maka baringkan tubuh kucing menghadap kamu dan teteskan obatnya pada telinga kucing sesuai takaran.

Setelah itu, pijat pelan-pelan telinganya dengan lembut memakai jari Anda. Usap telinga kucing memakai bola kapas jika ingin membersihkan kotoran dari kuping kucing yang keluar. Apabila tungau di telinga kucing telah sembuh, kamu bisa mencegah infeksinya berulang dengan Selamectin.

Selamectin merupakan salah satu pengontrol parasit yang kuat. Ini bisa membantu menghindari kucing dari berbagai jenis tungau, kutu, cacing hati, dan sejumlah parasit lainnya. Obat tetes tersebut cukup dipakai pada area belakang leher kucing, bukan digunakan pada telinga kucing.

Lalu, apakah infeksi telinga kucing bisa sembuh sendiri? Sayangnya, hingga saat ini tidak ada cara penyembuhan secara alami untuk menyembuhkan kuping kucing yang terinfeksi.

Cara Mencegah Telinga Kucing Berair

Selain mengobatinya, ada satu cara agar telinga kucing tidak mengeluarkan cairan yaitu dengan melakukan langkah pencegahan. Caranya mudah, cukup dengan membersihkan telinga kucing secara rutin. Memang, membersihkan kuping kucing bukanlah hal yang mudah.

Maka dari itu, kamu bisa memulainya dengan memijat telinganya lebih dahulu supaya kucing terbiasa dengan sentuhan. Kamu juga bisa memberikannya camilan untuk merayu nya. Kemudian sesudah kucing terbiasa disentuh, maka kamu dapat mengoleskan pembersih telinga di bola kapas, lalu mengusapkannya pada bagian dalam telinganya.

Dengan membersihkan kupingnya secara rutin dan menjaganya agar tetap di dalam rumah merupakan cara terbaik untuk menghindari kucing terkena infeksi telinga.

Sobat Pintar, Itulah tadi penyebab dan cara mengobati telinga kucing berair yang bisa kamu coba di rumah. Semoga informasi di atas bermanfaat dan berguna untuk kamu, ya!

Jika kamu suka dengan artikel PintarPet, jangan lupa bagikan artikel ini ke seluruh dunia dan follow juga Instagram @pintarpet untuk tahu informasi tentang Kucing terbaru lainnya!

Perhatian: Informasi ini dihimpun dari beberapa sumber. Tim PintarPet tidak bertanggung jawab atas cidera, kematian, kerusakan atau kerugian langsung maupun tidak langsung, materiil dan immateriil yang disebabkan oleh informasi yang kami berikan. Untuk informasi dan tindakan lebih lanjut, sebaiknya kamu bisa mengkonsultasikannya dengan dokter hewan terdekat.