Sobat Pintar, walaupun selalu dijaga kebersihan dan merawatnya dengan benar, kucing peliharaan tetap bisa terserang berbagai penyakit. Khususnya saat ia dibawa pergi ke luar dan tertular infeksi dari binatang lain atau dari air dan tanah yang sudah terkontaminasi.
Ada beberapa infeksi penyakit bakteri pada kucing yang perlu kamu waspadai dan salah satunya adalah Leptospirosis. Pasalnya, jenis penyakit ini dapat berpindah dari hewan peliharaan ke manusia, lho.
Lantas, apakah kucing bisa terkena leptospirosis? Apabila kamu ingin tahu jawabannya, simak ulasan penyebab leptospirosis pada kucing beserta gejala dan cara mencegahnya berikut ini.
Daftar Isi
Apa itu Leptospirosis pada Kucing?
Penyakit ini terjadi akibat infeksi bakteri Leptospira (L. bratislava, L. canicola, L. grippotyphosa, dan L. pomona) pada kucing. Umumnya, leptospirosis menyebar lewat urine dari binatang yang sudah terinfeksi.
Selama berada pada hati dan ginjal kucing, bakteri Leptospira ini bisa tiba-tiba keluar bersama urin. Itulah kenapa penyakit hewan yang bisa menular ke manusia ini dapat mengkontaminasi tanah maupun air.
Kemudian apabila tanah atau air yang terkontaminasi tersebut berkontak dengan luka terbuka, hidung, mulut, atau mata, maka infeksi bisa terjadi.
Parahnya lagi, bakteri penyebab leptospirosis pada kucing ini bisa hidup selama beberapa tahun pada ginjal kucing tersebut tanpa menyebabkan gejala, lho.
Sehingga, apabila kamu melakukan kontak langsung atau tidak sengaja menelan air yang sudah terkontaminasi (terjilat) hewan yang terinfeksi juga bisa mengakibatkan infeksi leptospirosis pada manusia, lho.
Selain kucing, binatang lain yang sering menularkan penyakit leptospirosis adalah sapi, anjing, babi, dan sebagian jenis tikus.
Itulah sebabnya orang yang sangat beresiko terinfeksi penyakit ini yaitu mereka yang paling sering berkontak dengan semua hewan tersebut.
Apa Saja Gejala Leptospirosis pada Kucing?
Saat kucing atau binatang lain terinfeksi leptospirosis, mereka akan memperlihatkan berbagai gejala, seperti:
- Tidak ingin makan,
- Kucing terlihat Lemas,
- Tubuh kaku,
- Muntah disertai diare, dan
- Demam.
Ketika bakteri Leptospira masuk ke dalam tubuh kucing, maka bakteri tersebut akan langsung menyebar ke organ tubuh (terutama bagian ginjal dan hati) dengan cepat melalui pembuluh darah selama 2-7 hari.
Selain itu, jika tidak segera ditangani, maka infeksi leptospirosis pada kucing juga akan menyebabkan beberapa kondisi lainnya, seperti:
- Anemia hemolitik (sel darah merah akan lebih cepat mati atau hancur sebelum waktunya),
- Albuminuria (jumlah protein yang terdapat pada urin kucing akan mengalami peningkatan),
- Hemoglobinuria ringan (sel darah merah akan terurai lebih cepat dari yang semestinya),
- Jaundice (kondisi dimana sel-sel pada hati kucing mengalami kematian dini sehingga tubuhnya akan berubah kekuningan),
- Leukositosis (memiliki jumlah sel darah putih (leukosit) lebih dari ambang batas nilai normal),
- Nefritis interstisialis (pembengkakan dan peradangan pada ginjal), hingga
- Ptechie (munculnya bintik-bintik merah pada kulit kucing).
Jadi, apabila kucing peliharaanmu mengalami gejala dan kondisi tersebut, kamu harus langsung cepat membawanya ke dokter hewan, supaya penularan penyakit ke binatang atau manusia di sekelilingnya tidak semakin meluas.
Apa Yang Terjadi Bila Leptospirosis Menginfeksi Manusia?
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, manusia pun dapat terinfeksi leptospirosis ketika berkontak dengan air atau tanah yang sudah terkontaminasi darah atau urin binatang yang terinfeksi.
Bakteri tersebut bisa masuk ke dalam tubuh lewat lapisan lendir atau membran mukosa pada luka terbuka, kulit, mata, mulut atau hidung.
Penyakit yang satu ini banyak ditemukan pada negara tropis dan subtropis, contohnya Indonesia. Hal tersebut karena iklim yang lembab dan panas bisa menjadikan bakteri Leptospira dapat bertahan kuat.
Berikut ini adalah orang-orang yang beresiko terinfeksi leptospirosis, baik itu dari kucing ataupun hewan lainnya, antara lain:
- Orang yang tinggal di wilayah rawan banjir,
- Sering rekreasi atau berolahraga air pada alam yang bebas,
- Mempunyai pekerjaan yang berhubungan dengan selokan atau saluran pembuangan,
- Sering berinteraksi dengan binatang seperti dokter hewan, peternak dan pemilik binatang peliharaan, dan
- Menghabiskan banyak waktu di luar ruangan seperti nelayan, petani dan pekerja tambang.
Saat menginfeksi manusia, terdapat beberapa gejala leptospirosis yang bisa muncul menyerupai gejala seperti flu, seperti:
- Ruam pada kulit,
- Mual dan muntah,
- Nafsu makan hilang,
- Nyeri otot dan dada,
- Sesak napas,
- Keringat dingin dan lemas,
- Pendarahan, seperti batuk berdarah atau mimisan,
- Susah untuk buang air kecil,
- Pembengkakan pada kaki dan tangan,
- Penyakit kuning,
- Demam, hingga
- Sakit kepala.
Biasanya keluhan di atas bisa pulih dalam waktu satu minggu saja. Tetapi, pada beberapa kasus, penderita bisa saja mengalami penyakit leptospirosis tahap dua. Kondisi ini terjadi karena peradangan yang disebabkan dari infeksi.
Sehingga, apabila kamu telah mengalami semua gejala di atas, kamu harus cepat mendapatkan penanganan dan langsung memperiksakan diri ke dokter. Karena, bila tidak langsung diobati, akan terjadi komplikasi dan resiko kematian yang menghantui.
Adakah Cara Untuk Mencegah Leptospirosis?
Melihat sangat seriusnya gejala yang dapat disebabkan oleh penyakit ini, terdapat sejumlah cara yang dapat kamu lakukan untuk cegah infeksi leptospirosis, baik pada kucing ataupun manusia.
Beberapa langkah pencegahan leptospirosis yang bisa kamu lakukan adalah:
- Sesudah berkontak dengan kucing atau hewan lainnya, selalu cuci tangan hingga bersih.
- Jangan biarkan hewan peliharaan mengejar bahkan memakan tikus. Tikus dan binatang pengerat lainnya dapat saja menjadi pembawa penyakit ini.
- Walaupun tidak bisa melindungi sepenuhnya, kamu tetap harus memberikan vaksin anti leptospirosis pada kucing sebagai salah satu pencegahan.
- Ketika kucing mu atau hewan peliharaan lain terlihat sakit, jangan pernah menyentuh darah atau urinnya sebelum memeriksakannya ke dokter. Gunakan sarung tangan ketika ingin memindahkan atau membawanya.
- Sesudah diperiksa, pastikan kucing mu mengkonsumsi seluruh obat yang diberikan oleh dokter sampai habis.
- Pakailah produk pembersih yang mengandung antibakteri ketika membersihkan permukaan lantai atau benda yang mungkin terinfeksi urin kucing yang terinfeksi leptospirosis.
- Gunakan alas kaki tertutup ketika berjalan di atas tanah atau melewati genangan air yang kamu rasa tidak bersih.
- Gunakan perlengkapan pelindung ketika ingin memegang hewan, misalnya sarung tangan ketika bersentuhan. Hal tersebut pun berlaku ketika kamu mengolah daging.
- Langsung bersihkan urin atau noda darah hewan terinfeksi yang mungkin ada di perlengkapan atau pakaianmu.
Sobat Pintar, demikianlah ulasan lengkap mengenai leptospirosis pada kucing mulai dari penjelasan, gejala, hingga cara mencegahnya yang harus kamu waspadai karena bisa menular.
Terakhir perlu kamu perhatikan juga bahwa merawat kucing dengan benar pun juga tidak menjamin ia tidak terserang penyakit leptospirosis, lho.
Oleh karena itu, penting sekali bagi kamu untuk melakukan pemeriksaan rutin pada kucing kesayangan dengan cara membawanya ke dokter hewan terdekat.
Jika kamu suka dengan artikel PintarPet, jangan lupa bagikan artikel ini ke seluruh dunia dan follow juga Instagram @pintarpet untuk tahu informasi tentang Kucing terbaru lainnya!
Baca juga artikel menarik berikut:
Perhatian: Informasi ini dihimpun dari beberapa sumber. Tim PintarPet tidak bertanggung jawab atas cidera, kematian, kerusakan atau kerugian langsung maupun tidak langsung, materiil dan immateriil yang disebabkan oleh informasi yang kami berikan. Untuk informasi dan tindakan lebih lanjut, sebaiknya kamu bisa mengkonsultasikannya dengan dokter hewan terdekat.
Komentar
KLIK UNTUK KOMENTAR