Sobat Pintar, perlu kamu ketahui bahwa untuk menjaga kesehatan kelinci kesayangan, memberi makan saja tidaklah cukup apalagi kelinci juga rentan mengalami kembung, diare, dan sebagainya.
Oleh karena itu, sebagai pemilik yang baik kamu perlu memahami kebutuhan dan diet yang tepat si kelinci. Untuk memahaminya, ada baiknya kamu juga mengenal sistem pencernaan kelinci.
Kelinci termasuk hewan herbivora, yang berarti mereka hanya makan tumbuhan. Namun, dibandingkan herbivora lain, kelinci memiliki sistem pencernaan yang sangat unik dan kompleks.
Apa kamu tahu? Kelinci menghasilkan dua jenis feses (tinja) dan akan memakan salah satunya. Nah, mari simak informasi lengkapnya untuk mempelajari mengenai sistem pencernaan kelinci dan cara merawat kesehatannya.
Sistem Pencernaan Kelinci dan Fungsinya
Saluran cerna kelinci sangat mirip dengan saluran pada sistem pencernaan kuda. Keduanya memanfaatkan fermentasi pada usus belakang, lebih tepatnya pada organ bernama sekum.
Sistem pencernaan terdiri dari beberapa organ yang saling terhubung dan berperan dalam proses pencernaan. Sehingga dikenal pula sebagai saluran pencernaan.
Berikut struktur dalam sistem pencernaan kelinci serta fungsinya:
1. Mulut dan Kerongkongan
Tahap awal pencernaan pada kelinci sama seperti kebanyakan hewan mamalia lainnya. Kelinci mengkonsumsi makanan dengan mengunyah pada rongga mulut.
Menariknya, kelinci mampu mengunyah dengan kecepatan hingga 120 kali per menit. Kemudian makanan akan ditelan dan diteruskan melalui esofagus (kerongkongan) ke lambung.
2. Lambung
Berbeda dengan hewan ruminansia (memamah biak), kelinci hanya memiliki satu lambung. Sedangkan pada sistem pencernaan sapi terdapat 4 lambung.
Terdapat dua sphincter pada lambung kelinci, tepatnya pada saluran masuk dan keluar dari lambung. Sphincter adalah otot khusus yang berfungsi menahan penyempitan pada bagian tubuh.
Sphincter pada saluran masuk lambung pada kelinci sangat kuat sehingga mampu mencegah kelinci muntah ketika mencerna makanan.
Fungsi lambung kelinci adalah menghasilkan asam dan pepsin untuk memecah makanan menjadi sari makanan. Pencernaan dalam lambung berlangsung selama 3 hingga 6 jam, kemudian makanan bergerak ke usus halus.
3. Pankreas
Organ tubuh kelinci selanjutnya adalah pankreas. Fungsi pankreas pada kelinci menghasilkan enzim-enzim pencernaan yang diperlukan seperti untuk mencerna lemak, karbohidrat, dan protein dalam makanan. Enzim-enzim tersebut dihasilkan dalam bentuk zat yang tidak aktif, dan aktifasi akan terjadi di usus halus.
Selain itu, pankreas juga berperan dalam mengatur kadar gula dalam darah melalui produksi hormon glukagon dan insulin. Maka dari itu, fungsi pankreas yang optimal itu sangat berpengaruh penting bagi kesehatan dan keseimbangan nutrisi dalam tubuh kelinci.
4. Usus Halus
Usus halus berfungsi untuk menyerap zat nutrisi dari makanan. Saat makanan dari lambung masuk dan diteruskan melalui usus halus, sejumlah enzim akan memecah makanan menjadi zat nutrisi dalam bentuk yang lebih kecil dan dapat diserap tubuh.
Dalam sistem pencernaan kelinci, penyerapan yang berlangsung dalam usus halus meliputi penyerapan asam amino, lipid, dan elektrolit.
Selain menyerap zat nutrisi, fungsi usus halus pada kelinci juga untuk menghasilkan senyawa bikarbonat yang berfungsi untuk menetralkan kadar asam yang tinggi akibat pencernaan dari lambung.
Proses pencernaan pada usus halus berlangsung dengan cepat, sekitar 30 sampai 60 menit. Setelah itu, makanan yang sudah dicerna tersebut kemudian akan menuju ke usus besar.
Pada bagian akhir (sebelum usus besar), usus halus membesar membentuk area yang bernama sacculus rotundus. Area ini tersusun atas jaringan limfoid yang berperan penting untuk kesehatan tubuh kelinci secara keseluruhan.
Oleh karena itu, menjaga kesehatan saluran cerna sangat krusial bagi kesehatan kelinci.
5. Usus Besar
Selanjutnya, makanan akan masuk ke usus besar. Pada bagian awal usus besar atau kolon proksimal, terjadi proses pemisahan bahan makanan yang dapat dicerna dan tidak dapat dicerna.
Bahan yang dapat dicerna kemudian dipindahkan ke sekum yang letaknya pada bagian belakang.
Sedangkan bahan yang tidak bisa dicerna akan dibentuk menjadi feses keras atau halus yang kemudian dikeluarkan dari saluran pencernaan melalui anus. Faecal pellet inilah yang biasa kamu temukan sebagai kotoran pada kandang.
Selain memisahkan bahan makanan, fungsi usus besar pada kelinci juga berperan untuk menyerap kembali air yang telah dipisahkan.
6. Sekum
Sekum (Cecum) merupakan organ pencernaan kelinci yang berfungsi sebagai tempat fermentasi serat dan pati dalam makanan yang berasal dari tumbuhan. Fermentasi berlangsung dengan bantuan mikroorganisme baik.
Proses fermentasi tersebut akan memecah bahan makanan menjadi zat-zat nutrisi. Selanjutnya, berlangsung proses penyerapan zat nutrisi ke dalam tubuh.
Penyerapan asam lemak volatile yang merupakan komponen energi dari pencernaan serat dilakukan secara langsung melalui lapisan epitel sekum.
Namun, penyerapan zat nutrisi lain seperti asam amino, mineral, dan vitamin perlu melalui usus halus. Sehingga zat-zat tersebut akan dibentuk menjadi feses halus dan juga keras, yang dimana akan dikeluarkan pada malam hari.
Kelinci akan memakan feses halus tersebut secara langsung dari anus. Selanjutnya, feses halus ini akan kembali melalui saluran pencernaan. Setelah sampai pada usus halus proses penyerapan nutrisi akan berlangsung.
Nah, jika kamu pernah melihat kelinci makan kotorannya sendiri, maka sekarang tahu, kan alasannya?
Kebiasaan tersebut merupakan bagian dari proses pencernaan kelinci dan merupakan cara yang paling efektif bagi mereka untuk menyerap nutrisi.
7. Rektum
Bagi kamu yang belum tahu, rektum adalah bagian terakhir dari saluran pencernaan sebelum sampai ke anus. Organ yang satu ini juga memiliki peran yang penting dalam sistem pencernaan kelinci loh.
Fungsi rektum pada kelinci adalah untuk menyerap air dan elektrolit dari limbah makanan yang terbentuk, sehingga membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh kelinci.
Tidak hanya itu saja, rektum kelinci juga berfungsi untuk menampung sisa-sisa makanan yang tidak dicerna dan membantu mengatur proses pengeluaran kotoran (limbah) yang tidak diperlukan oleh tubuh.
8. Anus
Bagian terakhir dari sistem pencernaan kelinci adalah anus. Fungsi anus yaitu sebagai saluran pengeluaran zat sisa pencernaan atau feses.
Bagi kamu yang belum tahu, kelinci itu akan menghasilkan dua jenis feses, yaitu feses keras (faecal pellet) dan feses halus (cecotropes).
Pengeluaran feses keras terjadi saat sedang makan atau segera setelahnya. Sedangkan, pengeluaran feses halus biasanya terjadi pada malam hari atau setidaknya 4 jam setelah makan.
Meskipun terlihat menjijikan, faktanya feses halus kelinci mengandung bakteri baik dan zat-zat nutrisi yang penting untuk kesehatan mereka loh.
Tips Merawat Kesehatan Pencernaan Kelinci
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kelinci memiliki sistem pencernaan yang kompleks. Saluran pencernaan kelinci juga sangat terspesialisasi untuk memproses makanan tinggi serat secara efisien.
Oleh karena itu, konsumsi jenis makanan yang salah atau perubahan pakan secara tiba-tiba bisa berakibat buruk bagi kesehatan kelinci.
Nah, berikut PetPi punya beberapa tips untuk merawat kesehatan pencernaan kelinci:
- Pastikan pakan kelinci kamu memiliki nutrisi seimbang sesuai kebutuhan. Kelinci perlu mengkonsumsi jerami atau rumput berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk menjaga kelancaran proses pencernaan.
- Pakan kelinci sebaiknya tidak mengandung karbohidrat atau protein dalam kadar terlalu tinggi karena bisa membuat pencernaan terlalu aktif. Kelinci juga dapat memproduksi feses yang lengket dan tidak normal.
- Sediakan air bersih untuk kelinci dan pastikan tidak sampai kehabisan. Sebaiknya kamu mengecek ketersediaan minum kelinci sebanyak dua kali sehari.
- Pemberian pakan berupa rumput atau jerami lebih sehat bagi kelinci. Jika kamu memberikan pakan pellet, maka sebaiknya mengikuti instruksi.
- Kamu sebaiknya memandikan kelinci atau paling tidak menyisir bulunya secara rutin untuk menghilangkan bulu rontok supaya tidak tercerna.
- Hindari memberikan akar sayuran atau buah dalam jumlah berlebih. Jenis pakan tersebut bukan makanan alami kelinci sehingga pemberian berlebihan bisa berdampak merugikan.
- Hindari mengubah jenis pakan secara tiba-tiba ataupun memberikan kelinci potongan rumput dari mesin pemotong rumput.
Fakta Menarik tentang Pencernaan Kelinci
Selain mengenal macam-macam struktur dalam sistem pencernaan kelinci, PetPi juga mau memberi tambahan informasi lainnya. Informasi tersebut adalah seputar fakta unik sistem pencernaan kelinci yang dirangkum berikut ini:
- Kelinci bisa makan hingga 30 kali dalam sehari. Sementara dalam setiap makan bisa sampai 2-8 gram.
- Kelinci tidak bisa muntah karena memiliki sphincter pada bagian awal lambung yang sangat kuat. Oleh karena itu, penting untuk sering-sering menyisir bulu kelinci supaya tidak tertelan dan menyebabkan gangguan.
- Sekum kelinci dapat menampung 10 kali lebih banyak bahan makanan daripada lambung. Pada kebanyakan waktu, sekitar 40% bahan makanan terdapat dalam sekum.
Sobat Pintar, itulah hal-hal yang perlu ketahui tentang sistem pencernaan kelinci. Secara keseluruhan, sistem yang ada pada pencernaan kelinci merupakan sistem yang kompleks dan efisien dalam mengolah makanan.
Organ-organ pencernaan, seperti sekum, rektum, pankreas, dan juga yang lainnya memiliki peran krusial dalam mencerna makanan dan mengoptimalkan penyerapan nutrisi.
Meski demikian, kelinci yang mengalami gangguan pencernaan biasanya tidak menunjukkan gejala saat sakit, sebaiknya segera bawa mereka ke dokter hewan apabila pola makan kelinci tiba-tiba berubah.
Daftar Isi
Jika kamu suka dengan artikel PintarPet, jangan lupa bagikan artikel ini ke seluruh dunia dan follow juga Instagram @pintarpet untuk tahu informasi tentang Kelinci terbaru lainnya!
Baca juga artikel menarik berikut:
Perhatian: Informasi ini dihimpun dari beberapa sumber. Tim PintarPet tidak bertanggung jawab atas cidera, kematian, kerusakan atau kerugian langsung maupun tidak langsung, materiil dan immateriil yang disebabkan oleh informasi yang kami berikan. Untuk informasi dan tindakan lebih lanjut, sebaiknya kamu bisa mengkonsultasikannya dengan dokter hewan terdekat.
Komentar
KLIK UNTUK KOMENTAR