Ingat, Ini 11 Jenis Penyakit Mematikan yang Bisa Menyerang Kelinci Peliharaanmu
Penulis & Editor: Zaky AfdikaBagi kamu pecinta kelinci atau peternak kelinci pemula, sebaiknya kamu mewaspadai 11 penyakit pada kelinci berikut yang cukup mematikan
Kelinci merupakan hewan peliharaan yang menggemaskan. Bagi kamu pecinta kelinci, pasti pernah menemukan beberapa masalah yang terjadi saat memeliharanya.
Merawat kelinci memang bukan suatu hal yang sulit, namun hewan yang satu ini cukup rentan terhadap beberapa penyakit.
Banyak pecinta kelinci yang tidak menyadari bahwa hewan ini mudah sekali terkena penyakit yang mematikan.
Kamu sebagai pemilik harus benar-benar memastikan asupan gizi dan makanan kelinci yang bernutrisi tinggi agar kelinci bisa tumbuh sehat.
Jika kelinci kekurangan asupan yang bergizi, kelinci bisa mengalami pertumbuhan gigi yang bermasalah sehingga menyebabkan kelinci tidak bisa makan. Selain itu faktor-faktor lain seperti kandang dan lingkungan yang kurang bersih bisa membuat kehidupannya terganggu.
Nah, bagi kamu yang ingin memelihara kelinci, kamu wajib mengenali penyakit pada kelinci berikut ini.
Daftar Isi
Daftar Penyakit Pada Kelinci
Daftar penyakit kelinci di bawah ini adalah jenis paling umum yang bisa menyerang kelinci kapan saja. Agar tidak terkena penyakitnya, sebaiknya kamu mengetahui terlebih dahulu jenis penyakit yang mudah menyerangnya.
Ingin tau apa saja? Yuk ikutin terus informasi dari PetPi berikut ini.
Tungau Telinga
Penyakit pertama yang bisa menyerang kelinci kapan saja adalah Tungau Telinga. Penyakit ini disebabkan oleh binatang kecil yang bisa menginfeksi bagian telinga atau bagian manapun di tubuh kelinci.
Biasanya penyakit tungau ini disebut juga dengan scabies pada kelinci.
Gejala awal mulai tumbuhnya penyakit ini pada kelinci biasanya muncul bintik merah muda pada bagian telinga kelinci, lalu ia mulai mencoba untuk menggaruknya terus-menerus.
Jika dibiarkan, penyakit ini akan memunculkan cairan pada telinga yang memiliki bau tidak enak serta akan muncul kerak seperti jamur.
Pastikan kondisi tempat tinggalnya nyaman dan selalu bersih. Jangan sampai ada bagian dalam kandangnya yang lembab, karena hal itu juga memicu binatang kecil seperti tungau hidup di lingkungannya.
Pisahkan kelinci yang sedang sakit di kandangan yang berbeda dengan kelinci sehat lainnya.
Kelainan Pada Gigi
Ini adalah penyakit yang sepertinya hanya ada pada kelinci saja. Kelainan gigi yang tumbuh terlalu cepat membuat kelinci agak kesulitan dalam memproses makanan yang kaya akan serat.
Gigi molar kelinci akan tumbuh berbentuk seperti paku dan bisa saja melampaui batas normal gigi kelinci biasanya.
Hal ini menyebabkan luka pada pipi, lidah dan gusi kelinci sehingga kelinci enggan untuk memakan santapannya setiap hari.
Jika kelinci sudah tidak mau makan, maka tidak ada asupan gizi dan nutrisi yang didapatkan. GIgi yang tumbuh akan sangat mengganggunya karena tidak bisa ditutup juga.
Jika ini dibiarkan lama, maka kelinci tidak bisa mendapatkan nutrisi yang semestinya dan ujungnya menyebabkan kematian pada kelinci.
Kamu harus memperhatikan sumber makanan kelinci untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, karena kelainan pada gigi ini bisa jadi karena kurangnya asupan yang bergizi untuk si kelinci.
Jamur Pada Kulit
Penyakit pada kelinci selanjutnya adalah jamur pada kulit yang dibiarkan terus menerus. Gejala awalnya mungkin hanya sekedar bintik merah dan bulu pada kelinci yang kusut.
Salah satu penyebabnya adalah ketika kondisi kandang yang kotor, oleh karena itu kamu harus pastikan bahwa kandang kelinci harus selalu bersih.
Apabila penyakit ini sudah terlanjur diderita kelinci, kamu harus membersihkannya terlebih dahulu bagian tubuh yang terkena jamur.
Akan lebih baik jika kamu segera membawanya ke dokter hewan sehingga bisa mendapatkan perawatan yang terbaik. Biasanya dokter hewan akan memberikan salep anti jamur yang akan dioleskan ke bagian tubuh yang terkena jamur.
Pasteurellosis
Penyakit pada kelinci yang selanjutnya adalah Pasteurellosis yang cukup berbahaya bagi kelinci. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida yang bisa menular ke kelinci yang sehat.
Terpaparnya kelinci ini bisa menyebabkan infeksi saluran air mata dan sinus hidung pada kelinci sehingga ia mengalami mata berair, hidung berair dan juga sering bersin.
Penyakit ini bisa dipicu dari penyakit pernapasan yang memang sudah menyerang kelinci atau masalah pada gigi sampai lingkungan kandangan yang berventilasi buruk.
Saat menemukan kelinci yang sakit seperti ini, kamu harus segera membawanya ke dokter hewan untuk mendapatkan pengobatan secepatnya.
Hairball Pada Kelinci
Bukan hanya kucing saja yang bisa mengalami hairball, namun kelinci ternyata juga bisa ‘menghasilkan’ gumpalan rambut.
Ini terjadi karena kelinci sering kali menjilat tubuhnya untuk kebutuhan grooming atau melakukan perawatan alami pada tubuhnya. Lalu seperti biasa, bulu-bulu yang dijilatinya akan mengumpul dan tak sengaja tertelan olehnya.
Nah, bedanya dengan kucing. Kebanyakan kucing masih bisa memuntahkan kembali hariball yang telah terbentuk di saluran pencernaannya. Sebaliknya, kelinci tidak bisa untuk memuntahkannya kembali.
Oleh karena itu, satu-satunya jalan kelinci mengeluarkannya hanya lewat usus. Namun banyak kejadian kelinci yang saluran pencernaan tersumbat karena hairball yang ia lakukan.
Untuk mengatasinya, jika sudah terlanjur menumpuk di usus, kamu harus melakukan operasi untuk mengeluarkan hairball dari ususnya. Namun jika belum terlanjur parah, kamu bisa lebih rajin untuk menyisir dengan sisir khusus hewan pada bulu halusnya.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi hairball apabila ia melakukan grooming kembali. Berikan juga makanan yang mengandung serat tinggi dan rendah karbohidrat sehingga pencernaannya bisa lancar.
Infeksi Rotavirus
Rotavirus menjadi penyebab kelinci mengalami diare dari banyak negara yang berbeda. Dalam studi serologis koloni kelinci di seluruh dunia, hampir 100% kelinci dewasa terinfeksi positif rotavirus.
Virus ini sifatnya bisa menyebar melalui kotoran kelinci yang terinfeksi penyakit ini. Maka dari itu kebanyakan dari mereka tertular dari tempat mereka buang kotoran atau litter box.
Kelinci muda pada usia menyusui menjadi kelinci yang paling rentan terhadap virus ini. Walaupun rotavirus hanya bersifat patogen ringan, namun sebagian besar infeksi rotavirus diperparah oleh bakteri patogen seperti Ecoli.
Justru infeksi campuran ini akan menghasilkan sindrom yang jauh lebih mematikan. Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini, namun infeksinya akan sembuh dengan sendirinya jika kelinci yang rentan tadi sebaiknya dijauhkan dari beberapa kelinci yang terinfeksi agar tidak terpapar.
Encephalitozoonosis
Dari namanya, mungkin kamu kurang familiar tentang penyakit ini. Namun bukan berarti kamu tidak boleh kenal ya. Penyakit ini berasal dari organisme parasit dengan ukuran sangat kecil yang masuk ke dalam sel untuk bertahan hidup.
Jadi organisme ini bersifat parasit terhadap sel dari kelinci. Penyakit ini sebenarnya bukan hanya menginfeksi kelinci saja, namun bisa menginfeksi beberapa hewan mamalia lainnya seperti tikus, hamster, anjing, kucing dan marmut.
Penyakit ini ditularkan dari induk kucing ke keturunannya di dalam rahim dan bisa juga lewat urin kelinci yang terinfeksi. Hal tersebut biasanya menyebabkan kondisi laten pada kelinci, sehingga banyak kelinci yang terinfeksi tidak menunjukan tanda-tanda penyakit ini.
Ciri-ciri paling terlihat dari penyakit kelinci ini adalah dengan adanya bintik katarak berwarna putih di salah satu mata ataupun keduanya. Selain itu, nafsu makan yang berkurang dan kesulitan berjalan menjadi ciri-ciri selanjutnya. Waspadai hal ini agar kelinci kamu bisa segera ditangani oleh dokter hewan.
Pododermatitis (Sore hock)
Sorehock atau Pododermatitis ini merupakan kondisi dimana terkelupasnya bulu pada area telapak kaki kelinci sehingga menyebabkan luka dan terjadinya infeksi yang disertai pembengkakan, bisul, keropeng dan yang paling parah hingga mengeluarkan nanah.
Penyakit pada kaki kelinci ini biasanya akan timbul pada lingkungan kandang yang kotor dan lembab. Selain sanitasi yang kurang baik, hal ini juga bisa disebabkan oleh lantai kandang yang keras dan juga kandang kawat yang berkarat.
Kesulitan berjalan (pincang), mengalami kelumpuhan pada kaki, dan tidak mau bergerak merupakan tanda dari kelinci yang terkena penyakit sorehock.
Koksidiosis
Penyakit yang sering menginfeksi usus dan hati pada anakan kelinci ini disebabkan oleh protozoa Eimiria spp. Biasanya, kelinci akan tertular koksidiosis ketika menelan kotorannya sendiri atau memakan pakan yang terkontaminasi parasit tersebut.
Siklus hidup pada infeksi koksi hanya terjadi di dalam tubuh kelinci yang terinfeksi. Untuk tingkat keparahannya sendiri, hal ini tergantung dari kondisi lingkungan, daya tahan tubuh, dan juga tingkat stres pada kelinci.
Kelinci yang terjangkit koksi biasanya akan mengalami demam, tidak nafsu makan, diare, serta tidak mau minum (dehidrasi) sehingga membuat berat badannya terus menurun.
Myxomatosis
Penyakit pada kelinci yang disebabkan oleh virus Myxoma ini sengaja dibuat pertama kali pada tahun 1938 dan disebarkan di tahun 1950. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengendalikan populasi kelinci yang merebak di Australia.
Miksomatosis menular melalui transmisi dari gigitan kutu atau nyamuk yang pernah hinggap pada kelinci yang terinfeksi. Selain itu, kontak langsung dengan hewan yang mengidap penyakit ini juga dapat menularkan penyakit ini.
Ciri kelinci yang terjangkit Miksomatosis meliputi kelelahan, demam, muncul tumor pada kulitnya hingga mengalami kebutaan pada sebagian kasus. Untuk mencegahnya, kamu dapat melakukan vaksin.
Scabies, Gudik atau Kudis
Masalah kesehatan pada kulit kelinci berikut diakibatkan oleh serangan kutu Sarcoptes scabiei. Gudikan (Kudisan) ini dikenal dengan nama Scabies. Ketika tungau ini masuk ke dalam lapisan kulit kelinci, maka akan terjadi penebalan dan timbulnya keropeng pada kulitnya.
Kutu Scabies ini berbentuk bulat dan berkaki empat. Tungau ini dapat berkembang biak dengan sangat cepat, karena sekali bertelur mereka mampu menghasilkan 40-50 butir telur. Untuk ukurannya, mereka berukuran sangat kecil yakni hanya sekitar 0,2-0,6 mm.
Apabila Sarcoptes scabiei hinggap pada tubuh kelinci, maka ciri-cirinya adalah kelinci tersebut mulai menggaruk-garuk di seluruh bagian tubuhnya mulai dari bagian kepala, mata, hidung, hingga kaki. Hal ini dikarenakan ia merasakan gatal yang luar biasa pada tubuhnya.
Nah, itulah dia beberapa penyakit pada kelinci yang umumnya sering dialami oleh kelinci peliharanmu. Jika kamu mengenalnya sejak dini, kamu akan jadi lebih waspada untuk menghindari penyakit-penyakit tersebut dan melakukan perawatan kelinci yang baik dan benar.
Apabila sudah terlanjur mengalami masalah di atas, alangkah baiknya kamu segera membawa kelinci kesayanganmu ke dokter hewan sebelum terlambat. Semoga informasi ini bermanfaat ya!
Jika kamu suka dengan artikel PintarPet, jangan lupa bagikan artikel ini ke seluruh dunia dan follow juga Instagram @pintarpet untuk tahu informasi tentang Kelinci terbaru lainnya!
Baca juga artikel menarik berikut:
Perhatian: Informasi ini dihimpun dari beberapa sumber. Tim PintarPet tidak bertanggung jawab atas cidera, kematian, kerusakan atau kerugian langsung maupun tidak langsung, materiil dan immateriil yang disebabkan oleh informasi yang kami berikan. Untuk informasi dan tindakan lebih lanjut, sebaiknya kamu bisa mengkonsultasikannya dengan dokter hewan terdekat.
Terbit: Jumat, 18 Desember 2020, 16:00 WIB
Update pada: Senin, 29 Agustus 2022, 12:30 WIB
- https://8villages.com/full/petani/article/id/5b0ff52771b097b266f5f7ec
- https://www.idntimes.com/science/discovery/nena-zakiah-1/penyakit-yang-paling-sering-dialami-kelinci
- https://www.msdvetmanual.com/exotic-and-laboratory-animals/rabbits/viral-diseases-of-rabbits
Tentang Penulis
Zaky Afdika
Saya adalah seorang penulis dan editor situs PintarPet yang antusias dengan hewan peliharaan seperti kucing, musang, iguana dan hewan peliharaan lainnya.
Suka dengan tulisan saya? Hubungi saya disini.
Komentar