Banyak di Indonesia! Ini Ular Terbesar dan Terpanjang yang Masih Hidup di Dunia

Suka ataupun tidak, ular merupakan salah satu jenis hewan reptil yang hidup berdekatan dengan manusia. Bahkan beberapa di antaranya mudah ditemukan di sekitar area permukiman, lho.

Nenek moyang ular yang sudah eksis dari jutaan tahun lalu, kini telah berevolusi dan menyebar hampir ke seluruh penjuru dunia, kecuali kawasan Antartika.

Secara umum ular dapat dibedakan menjadi jenis ular berbisa dan ular tidak berbisa. Berdasarkan ukurannya juga, ada yang mengklasifikasikan dalam jenis ular besar dan ular kecil.

Kawasan tropis menjadi salah satu habitat favorit, termasuk bagi beberapa daftar ular terbesar di dunia yang akan PetPi bahas dalam ulasan kali ini.

Daftar Ular Terbesar di Dunia yang Masih Hidup Hingga Saat Ini

Seperti telah PetPi sebutkan di atas, umumnya jenis ular terbesar di dunia hidup di kawasan tropis hingga sub-tropis dengan suhu dan iklim cenderung hangat.

Habitat favorit ular raksasa ini dapat dengan mudah Sobat Pintar temukan di kawasan hutan hujan Amazon, Amerika Selatan dan juga Indonesia, lho.

Penasaran ular terbesar apa dan habitatnya di mana saja? Yuk, cari tahu bersama selengkapnya di bawah ini, ya!

1. Anakonda Hijau

Anakonda hijau (Eunectes murinus) merupakan salah satu spesies ular terpanjang di dunia yang tercatat memiliki panjang mulai 3-12 meter dan bobot sekitar 250 kg.

Secara umum ukuran ular anakonda hijau betina lebih besar ketimbang jantan. Misal panjang ular anakonda hijau jantan sekitar 3 meter, maka ular anakonda hijau betina bisa sekitar 6 meter.

Jenis ular semi-akuatik ini tinggal di wilayah perairan air tawar di kawasan Amerika Selatan. Ular terbesar di Amazon ini dapat ditemukan di Brazil, Ekuador, Paraguay, Argentina, dan sekitarnya.

Sesuai dengan namanya, ular anakonda hijau memiliki karakteristik warna hijau lumut gelap dengan bercak bundar hitam besar pada sisiknya.

2. Sanca Bodo

Sanca bodo (Python bivittatus) memiliki nama lain Burmese python karena memiliki habitat paling besar di kawasan Burma atau Myanmar dan sekitarnya.

Jenis ular raksasa ini pula juga dapat ditemukan di kawasan Pulau Jawa, lho. Ukuran ular sanca bodo berkisar antara 3,5-5 meter dengan bobot sekitar 180 kg.

Motif sisik pada ular sanca bodo didominasi warna-warna cerah dengan dasaran berwarna coklat muda. Corak sanca bodo cenderung tidak beraturan dengan kombinasi warna coklat gelap, hitam, dan kuning.

Di mana pada warna dan corak sisik ular sanca bodo muda akan terlihat lebih cerah dibanding ular sanca bodo dewasa.

3. Sanca Kembang

Sanca kembang (Malayopython reticulatus) merupakan jenis ular terbesar di Indonesia yang menyebar mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi.

Jenis ular di Indonesia ini juga menyebar secara luas di kawasan Asia Tenggara hingga India. Habitat favorit ular sanca kembang adalah hutan hujan tropis, padang rumput, hingga dekat daerah perairan.

Ular sanca kembang dewasa umumnya memiliki panjang tubuh mencapai 6,5 meter dengan bobot hingga 158 kg. Umur sanca kembang pun cenderung panjang, mencapai lebih dari 25 tahun.

Karakteristik warna pada ular sanca kembang cenderung lebih gelap. Pola pada tubuhnya memiliki bentuk seperti berlian (diamond) dengan warna coklat tua, hitam, dan kuning.

4. Sanca Batu Afrika

Sanca batu Afrika (Python sebae) sesuai dengan namanya merupakan salah satu jenis ular terbesar di dunia yang dapat ditemukan di kawasan Afrika.

Jenis ular ini umumnya ditemukan di sekitaran Gurun Sahara, khususnya di daerah utara seperti Angola, Senegal, Ethiopia, dan Somalia.

Ular sanca batu Afrika memiliki ukuran sekitar 4-7,5 meter dengan bobot hingga 91 kg. Habitat tempat tinggal sanca batu Afrika berada di kawasan hutan, savana terbuka, hingga dekat perairan.

Dinamakan sanca batu karena jenis ular raksasa ini memiliki warna tubuh keabuan dengan corak cenderung tak beraturan berwarna coklat, kehijauan, dan kekuningan.

5. Sanca Batu India

Sanca batu India (Python molurus) merupakan jenis ular besar dan tidak berbisa yang tinggal di kawasan India, Sri Lanka, Nepal, Pakistan, dan sebagian kecil Tiongkok.

Ular sanca batu India dapat ditemukan pada berbagai jenis habitat, mulai dari hutan hujan tropis, dataran rumput, kawasan berbatu, dan sekitar area perairan.

Ukuran ular sanca batu India memiliki panjang tubuh maksimal hingga 7,6 meter dengan bobot mencapai 137 kg.

Motif pada sisik ular sanca batu India memiliki pola persegi berwarna coklat gelap dan hitam di sepanjang tubuh, dengan warna dasar krem hingga coklat muda.

6. Sanca Permata

Sanca permata (Simalia amethistina) merupakan salah satu jenis ular sanca yang berasal dari kawasan Indonesia Timur, Papua Nugini, hingga Australia.

Ular sanca permata sangat terkenal di kalangan pecinta reptil dikarenakan warna dan corak tubuhnya yang terbilang unik. Tak heran apabila jenis ular piton cantik ini banyak dipelihara, lho.

Warna dasar ular sanca permata mulai dari kuning hingga coklat muda cerah. Bentuk sisik sanca permata menyerupai belah ketupat dengan warna lebih gelap pada bagian tertentu.

Ukuran dari ular sanca permata juga tidak terlalu besar, di mana pada umumnya memiliki panjang tubuh sekitar 4-6 meter dengan bobot berkisar 30 kg.

7. Anakonda Kuning

Anakonda kuning (Eunectes notaeus) memiliki ukuran jauh lebih kecil dibanding saudaranya, ular anakonda hijau yang menjadi ular terbesar di dunia saat ini.

Ular anakonda kuning memiliki ukuran dengan panjang tubuh dari kepala hingga ekor sekitar 2,4-4,6 meter dengan bobot tubuh sekitar 30-40 kg.

Jenis ular raksasa ini tergolong ke dalam jenis ular semi-akuatik yang menyukai daerah perairan, seperti sungai dengan arus tenang dan rawa. Tak jarang anakonda kuning juga ditemukan di dataran banjir.

Sesuai dengan namanya, anakonda kuning memiliki warna dasar kuning kehijauan dengan corak totol dan garis coklat kehitaman sepanjang tubuhnya.

8. Sanca Batik

Ular yang satu ini bukan hanya menjadi salah satu ular terbesar di dunia, melainkan termasuk ular terpanjang yang ada di dunia sampai saat ini.

Reticulated python dewasa panjangnya bisa mencapai 10 meter, sedangkan beratnya lebih dari 158 kg lho. Dengan badan yang cukup besar, ia membutuhkan makanan dalam porsi yang banyak.

Ular ini bersifat nokturnal, karena biasanya pada malam hari ia mulia mencari mangsa untuk disantap. Terlebih lagi, ia akan memangsa hewan-hewan yang aktif pada siang hari seperti rusa, monyet bahkan macan tutul sekalipun.

Habitatnya sendiri tersebar dari seluruh negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Spesies ini juga sangat sering diburu oleh pihak tidak bertanggung jawab karena kulitnya yang bisa menyembuhkan sebuah penyakit.

9. Sanca Air Papua

Ular ini merupakan jenis ular sanca air yang biasanya menghuni daerah lembab di pulau Papua. Spesies sanca air papua ini mempunyai bobot yang bisa dibilang cukup besar.

Ukuran ular dewasa bisa mencapai lebih dari 5 meter dengan berat sekitar 22,5 Kg. Ini kenapa ia menjadi salah satu spesies ular terbesar di dunia.

Habitat aslinya ada di daerah lembab dan dekat dengan air, seperti tepian sungai, rawa-rawa, danau bahkan di sekitar pesisir pantai sekalipun.

Mangsa yang paling sering dikonsumsi olehnya adalah mamalia kecil seperti tikus dan binatang marsupilami. Meski beratnya yang besar, namun soal urusan bertahan dari predator ia ahlinya.

Ular ini mampu menyerang dengan sangat cepat tanpa aba-aba ketika ada predator yang mendekatinya.

Apakah Jenis Ular Terbesar di Dunia Sepanjang Sejarah?

Walaupun anakonda hijau ditetapkan sebagai ular terbesar di dunia, namun spesies ini bukanlah jenis ular terbesar di dunia sepanjang sejarah, lho.

Melansir laman LiveScience, ular terbesar yang pernah ada di muka Bumi adalah Titanoboa atau Boa Titan (Titanoboa cerrejonensis) yang hidup sekitar 60 juta tahun lalu pada periode Paleosen.

Ular titanoboa diperkirakan memiliki panjang hingga 13 meter dengan bobot mencapai 1 ton berdasarkan temuan fosilnya di tambang batu bara Cerrejon, Kolombia pada 2009 lalu.

Walaupun tergolong jenis ular tidak berbisa, spesies ular terbesar di dunia pada daftar di atas tetap dapat menyerang dengan menggigit dan melilit tubuh mangsanya.

Walau cenderung dikenal tidak terlalu agresif, tetap saja kamu perlu mewaspadainya kehadirannya di alam liar maupun di sekitar tempat tinggalmu, ya!

Jika kamu suka dengan artikel PintarPet, jangan lupa bagikan artikel ini ke seluruh dunia dan follow juga Instagram @pintarpet untuk tahu informasi tentang Reptil terbaru lainnya!

Terbit: Selasa, 01 Desember 2020, 10:00 WIB
Update pada: Rabu, 28 April 2021, 16:00 WIB