
Waspada, 10 Jenis Ular Sawah di Indonesia Ini Bisa Masuk ke Rumahmu!
Penulis: Fanandi Ratriansyah | Editor: Zaky Afdika

jenis ular sawah - image proxy
Buat kamu yang sering ke sawah, kamu harus mewaspadai makhluk yang mengancam. Salah satunya adalah jenis ular sawah yang berbahaya ini
Rumahmu dekat dengan daerah persawahan? Kalau iya, kamu harus ekstra waspada sama ular-ular sawah ini karena mereka bisa saja masuk ke dalam rumahmu tanpa izin!
Sesuai dengan namanya, ular sawah adalah jenis ular yang habitatnya di daerah persawahan. Mereka masuk ke dalam ekosistem yang berburu berbagai hewan seperti tikus, kadal, kodok, dan lain sebagainya.
Nah, bisa saja mangsa para ular ini hilang karena petani menyebar pestisida karena dianggap hama, sehingga bukan tidak mungkin ular ini mencari makanan hingga ke rumahmu!
Biar enggak kaget, yuk kenali jenis-jenis ular sawah yang terkenal di Indonesia!
Daftar Isi
Jenis Ular Sawah yang Biasa Ditemukan di Indonesia
Ular yang berhabitat di sawah cukup bervariasi. Ada yang berbisa dan ada yang tidak. Mau yang mana pun, kamu harus tetap waspada sama kehadiran mereka.
Di bawah ini, ada beberapa jenis ular sawah di Indonesia yang patut kamu ketahui. Apa aja?
1. Ular Jali

Jenis ular sawah yang pertama adalah ular jali (Ptyas korros) atau dikenal juga sebagai Indo-Chinese Rat Snake. Ular ini banyak ditemukan di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Ketika dewasa, panjangnya bisa hampir mencapai dua meter. Ular jali sering ditemukan berwarna perak, abu-abu, atau cokelat-oranye.
Sisik di bagian belakang tubuh dan ekor berwarna kuning dengan tepian hitam. Perutnya cenderung berwarna kuning muda.
Makanan utamanya adalah tikus, katak, dan kadal, sehingga spesies ini kerap ditemukan di daerah persawahan. Meskipun tidak berbisa, ular yang aktif di siang hari ini bisa menggigitmu jika merasa terancam dan tidak bisa kabur.
2. Ular Tanah

Ular tanah (Calloselasma rhodostoma) merupakan jenis ular yang banyak ditemukan di pulau Jawa, khususnya di daerah Jawa Barat. Ular ini kerap ditemukan di lahan pertanian yang lembab dan kurang terurus. Tak jarang ular tanah juga ditemukan di sekitar pemukiman.
Bentuk ular sawah ini tidak terlalu besar dan cenderung terlihat gemuk. Ular ini juga berukuran pendek, yakni di bawah satu meter. Kamu dapat mengenali ular tanah dari pola segitiga yang terdapat pada sisiknya yang berwarna cokelat.
Pola warna dan perilakunya yang cenderung menunggu mangsa membuat ular ini dapat berkamuflase dengan baik. Termasuk beracun, gigitannya sangat menyakitkan hingga mengakibatkan pembengkakan hingga kematian jaringan.
3. Ular Sanca Kembang

Kalau yang satu ini mungkin namanya sudah kamu sering dengar. Ular Sanca Kembang (Python reticulatus) merupakan salah satu jenis ular yang tersebar mulai Bangladesh, Asia Tenggara, hingga Papua Nugini.
Selain di daerah persawahan, ular ini juga kerap ditemukan di hutan tropis dan padang rumput. Mereka kerap menggunakan air yang ada di sekitar mereka untuk melakukan kamuflase sebelum menyergap mangsanya.
Jenis ular sawah yang tidak berbisa ini terkenal karena ukuran panjangnya yang bisa mencapai 6 meter dengan bobok ratusan kilogram. Warna sisiknya adalah coklat dengan garis-garis hitam yang memanjang. Meskipun tidak berbisa, lilitannya bisa sangat mematikan.
4. Ular Weling

Semoga seumur hidup kamu enggak pernah ketemu sama ular weling (Bungarus candidus) yang satu ini karena bisanya sangat mematikan! Apalagi, ular ini kerap beraksi di malam hari sehingga kita kesulitan untuk mengetahui kehadirannya.
Sebenarnya bentuk ular sawah ini termasuk sedang saja, kurang lebih 1.5 meter. Warna tubuhnya adalah belang hitam putih, di mana kepalanya akan berwarna hitam dan ekornya berwarna putih.
Ular yang juga terkenal dengan nama Malayan Krait ini sering berburu di gorong-gorong air, sisi jalan setapak, dan bangunan terbengkalai di hutan. Ular ini dapat mudah ditemukan di daerah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
5. Ular Sapi

Di Indonesia, ular sapi (Coelognathus radiatus) atau disebut juga sebagai ular-tikus kepala tembaga dapat ditemukan di daerah Sumatra, Bangka, Kalimantan, dan Jawa. Umumnya ular ini bersifat defensif sehingga cukup susah untuk didekati.
Panjang tubuhnya bisa mencapai 3 meter dengan bagian atas berwarna cokelat muda atau cokelat kekuningan. Terdapat semacam bercak kecil berwarna keputihan pada bagian sisi badan. Bagian bawah tubuhnya juga cenderung berwarna putih.
Ular ini merupakan salah satu jenis ular yang sering berkeliaran di sekitar manusia. Untungnya, ular ini termasuk jenis ular tidak berbisa walaupun mulutnya mengandung bakteri yang dapat menyebabkan infeksi jika tergigit.
6. Ular Bandotan Tutul

Selanjutnya ada ular bandotan tutul (Fowlea favipunctatus) atau dalam Bahasa Inggris disebut Checkered Keelback merupakan jenis ular lainnya yang kerap ditemukan di daerah persawahan.
Umumnya ular ini berwarna coklat hingga hijau zaitun dengan corak kota di sepanjang tubuhnya. Terdapat garis lateral membentang dari mata dengan garis hitam yang membentuk huruf V.
Mangsa favoritnya adalah ikan dan katak karena ikan ini membutuhkan habitat yang memiliki air. Waktu aktif dari ular ini adalah siang dan malam hari.
7. Ular Pucuk

Ular pucuk (Ahaetulla prasina) merupakan tipe ular pohon yang bertubuh kecil dan ramping. Dinamakan demikian karena bentuk tubuh rampingnya yang menyerupai pucuk tanaman dan memiliki warna hijau terang.
Ular yang tersebar di seluruh Asia tropis ini bisa mencapai panjang hingga 2 meter. Ular ini memiliki taring belakang dan sedikit berbisa, namun tidak berbahaya bagi manusia. Ular pucuk memakan reptil kecil dan amfibi, terutama kadal dan katak pohon.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, ular pucuk menjadi populer untuk dipelihara di kalangan pecinta reptil. Apakah kamu tertarik juga?
8. Ular Sanca Bodo

Terkenal karena pola sisiknya yang indah, ular sanca bodo (Python bivittatus) merupakan salah satu jenis ular besar yang cenderung jinak sehingga menjadi banyak pilihan bagi pecinta reptil untuk dipelihara.
Panjangnya bisa mencapai 7 meter dengan diameter sebesar tiang telepon. Ketika masih mudah, ular ini lebih sering menghabiskan waktu di atas pohon. Mereka beralih ke tanah ketika bobotnya semakin berat sehingga susah untuk merambat ke atas pohon.
Sebagai karnivora, jenis ular sawah yang tidak berbisa ini memangsa mamalia kecil dan burung. Penglihatannya yang buruk terbantu oleh reseptor kimia yang terletak pada lidahnya. Karena tidak berbisa, ular ini meremukkan tubuh mangsanya hingga mati lemas.
9. Ular Sendok Jawa

Kalau yang satu ini termasuk ular asli Indonesia, namanya ular sendok jawa (Naja sputatrix). Sekilas, ular ini terlihat seperti ular kobra karena tulang rusuk serviksnya mampu mengembang membentuk tudung saat terancam.
Panjang rata-rata dari ular ini adalah 1.3 hingga 1.8 meter. Jika sudah dewasa, ular sendok jawa dapat berwarna kekuningan, coklat, atau kehitaman. Selain Jawa, spesies ini dapat ditemukan di Bali, Lombok, Sumbawa, Komodo, Flores, Alor, dan lainnya.
Sebagian besar ular sendok jawa ditemukan di hutan tropis dan hutan basah, tapi ia dapat beradaptasi dengan sangat baik di habitat lain seperti area persawahan. Ular ini sangat mudah mengeluarkan bisanya ketika merasa terancam.
10. Ular Tampar

Ular tampar (Dendrelaphis pictus) adalah jenis ular sawah yang terakhir. Spesies ular bertubuh kecil dan ramping ini dikenal juga dengan sebutan duwata, ule lewora, ular tali dan juga ular tambang.
Jenis ular tali ini senang beraktifitas pada siang hari untuk mencari mangsanya yang berupa kodok/katak kecil, cecak, tokek, dan jenis-jenis kadal lainnya.
Meskipun sering dijumpai di daerah terbuka seperti pada tepian kebun dan sawah, ternyata ular tambang itu cenderung tidak berbahaya. Hal ini dikarenakan ia tidak memiliki bisa, walaupun taringnya tetap saja bisa melukaimu.
Ketika baru menetas, reptil yang tersebar di penjuru Indonesia ini memiliki panjang tubuh sekitar 25 cm dan dapat terus berkembang hingga mencapai 140 cm.
Cara Mencegah Ular Masuk Rumah
Kalau rumahmu ada di dekat area persawahan, kamu harus ekstra waspada agar kamu tidak kedatangan tamu yang tidak diinginkan.
Ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk mencegah ular masuk ke dalam rumah.
1. Jangan Biarkan Ada Mangsanya di Rumah
Salah satu daya tarik rumahmu terhadap datangnya ular adalah adanya sumber makanan mereka. Seperti yang kamu tahu, ular memakan tikus, katak, burung, hingga serangga yang biasanya ada di rumah.
Oleh karena itu, sebisa mungkin usir sumber makanan ular tersebut agar ular tidak datang ke rumahmu dengan berbagai cara.
2. Singkirkan Tempat Bersembunyi
Mayoritas ular menyukai tempat yang gelap, lembab, dan suka berada di celah atau lubang. Kalau rumahmu memiliki lokasi yang memenuhi kriteria tersebut, siap-siap aja didatangi sama ular.
Kamu juga harus mengecek bagian rumah untuk mengetahui apakah ada retakan atau lubang yang bisa dimasuki oleh ular.
Talang, pipa, ventilasi kerap menjadi jalur masuknya. Ular juga kerap ditemukan bersembunyi di tumpukan kayu atau pupuk kompos.
3. Gunakan Bahan-Bahan yang Dibenci Ular
Kalau kamu beneran parno sama kedatangan ular yang tidak diinginkan, kamu bisa menyebarkan beberapa bahan alam yang pada dasarnya tidak disukai ular dan akan membuat rumahmu dijauhinya.
Beberapa di antaranya adalah napthalene, sulfur, minyak cengkih dan kayu manis, bawang putih dan bawang merah, amonia, cuka, hingga jeruk nipis.
Sebarkan bahan-bahan ini di sekitar rumah, terutama area yang berpotensi dimasuki oleh ular.
Itulah tadi beberapa jenis ular sawah di Indonesia yang bisa saja masuk ke dalam rumahmu, terutama kamu yang rumahnya berdekatan dengan area persawahan.
Kamu harus waspada karena beberapa di antara mereka termasuk spesies yang berbahaya.
Selain itu, kamu bisa melakukan beberapa tindakan preventif agar ular tidak sampai masuk ke dalam rumah. Semoga artikel ini bermanfaat!
Jika kamu suka dengan artikel PintarPet, jangan lupa bagikan artikel ini ke seluruh dunia dan follow juga Instagram @pintarpet untuk tahu informasi tentang Reptil terbaru lainnya!
Baca juga artikel menarik berikut:
Terbit: Jumat, 19 Februari 2021, 11:15 WIB
Update pada: Sabtu, 12 Februari 2022, 13:00 WIB
- https://animaldiversity.org/accounts/Python_reticulatus/
- https://animals.fandom.com/wiki/Javan_spitting_cobra
- https://id.wikipedia.org/wiki/Ular_sapi
- https://id.wikipedia.org/wiki/Ular_tambang
- https://id.wikipedia.org/wiki/Ular_tanah
- https://www.callnorthwest.com/2019/04/home-remedies-to-keep-snakes-away/
- https://www.hongkongsnakeid.com/checkered-keelback
- https://www.hongkongsnakeid.com/many-banded-krait-2
- https://www.nationalgeographic.com/animals/reptiles/b/burmese-python/
- https://www.thailandsnakes.com/non-venomous/indochinese-rat-snake-non-venomous-not-dangerous/
- https://www.thainationalparks.com/species/ahaetulla-prasina
Tentang Penulis
Fanandi Ratriansyah
Saya adalah seorang penulis yang antusias dengan hewan peliharaan seperti kucing, reptil dan hewan peliharaan lainnya.
Suka dengan tulisan saya? Hubungi saya disini.
Komentar